Pengertian, Sejarah, dan Kelemahan Sistem Barter





Sistem perekonomian barter

Dahulu manusia hidup secara nomaden (berpindah-pindah) atau semi nomaden. Segala kebutuhan hidupnya diperoleh dari alam, baik langsung maupun tidak langsung. Kebudayaan masyarakat
masih sangat sederhana, sehingga hasil kebudayaannya pun sangat terbatas. Di dalam masyarakat
yang sangat sederhana (primitif), orang belum mengenal atau menggunakan uang sebagai alat tukar.
Pada masyarakat tradisional itu tiap orang berusaha menghasilkan sendiri apa yang dibutuhkannya.
Sesuatu yang dihasilkan dari berburu, menangkap
ikan, mengambil hasil hutan, dan bertani, langsung dikonsumsi oleh anggota keluarganya. Dengan kata lain, antara produksi dan konsumsi tidak ada pemisahan. Mereka bertindak sebagai produsen (penghasil) sekaligus sebagai konsumen (pemakai). Mereka hidup menyendiri dan berkelompok dalam suasana kekeluargaan di lingkungan
yang terisolir. Setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannya dengan kemampuannya sendiri.
Kebudayaan manusia lambat laun berkembang. Seiring dengan perkembangan itu, berkembang pula
kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia semakin beraneka ragam bentuknya. Akibatnya, manusia tidak lagi mampu memenuhi seluruh kebutuhannya dengan hasil karyanya sendiri, apalagi tidak semua
kebutuhan dapat langsung diambil dari alam. Ketidakmampuan untuk memenuhi semua kebutuhan
sendiri mendorong orang untuk berpikir, bagaimana caranya agar kebutuhannya dapat dipenuhi.
Itulah sebabnya orang mulai mencari partner kerja sama, dengan tujuan untuk saling menguntungkan. Mereka saling menukarkan harta miliknya sehingga kebutuhannya dapat terpenuhi.
Orang yang mempunyai telur dan memerlukan beras, mencari partner yang mempunyai beras dan
sekaligus memerlukan telur. Bila pemilik telur yang
memerlukan beras itu menemukan orang yang mempunyai beras dan membutuhkan telur, maka
terjadilah tukar-menukar barang antara orang satu dengan orang yang lain.
Dengan demikian, kegiatan perekonomian dilakukan dengan cara langsung tukar-menukar barang. Dalam perekonomian disebut sistem barter. Jadi, barter adalah sistem tukar antara barang dengan barang atau dengan kata lain sistem tukarmenukar secara innatura.
Perekonomian barter merupakan suatu sistem kegiatan ekonomi masyarakat di mana kegiatan produksi dan perdagangan masih sangat sederhana,
kegiatan tukar-menukar masih terbatas dan jual
beli dilakukan dengan tukar-menukar barang.
Dalam kenyataannya perekonominan barter
menghadapi banyak kesulitan yang dapat menghambat perkembangan perekonomian. Kesulitankesulitan perekonomian barter adalah sebagai
berikut.
 Kesulitan menemukan kehendak ganda yang selaras
(double coincidence of wants)
Di dalam perdagangan barter diperlukan kehendak yang selaras. Artinya, setiap orang yang
ingin mengadakan tukar-menukar barang dengan orang lain harus memiliki barang yang
diinginkan pihak lain dan mencari barang pihak lain. Kehendak ganda tersebut secara kebetulan dapat terjadi, tetapi untuk menemukan
keinginan ganda ini ternyata tidak mudah.
 Harga atau nilai sukar ditentukan
Dalam perekonomian barter, cara menentukan
harga atau nilai suatu barang harus ditentukan
pada barang tersebut. Beras dan baju mempunyai harga atau nilai tukar. Permasalahan yang
muncul adalah berapa kg beras dapat ditukarkan untuk mendapatkan sebuah baju? Hal demikian ini sulit ditentukan, sehingga ditemui
kesulitan untuk menentukan harga atau nilai
beras dan baju.
 Pilihan pembeli dibatasi
Dalam perdagangan yang dilakukan secara barter, pihak pembeli terikat pada syarat-syarat
yang ditentukan pihak lain yang memiliki barang yang diinginkannya. Misalnya, A hanya
ingin menukarkan sebagian hasilnya, yaitu 100
kg gandum. Sedangkan B yang mencari gandum
mempunyai sapi yang harus ditukar dengan
500 kg gandum. Dalam keadaan seperti ini A
dapat memilih membatalkan pertukaran atau
menukar 500 kg gandum dengan sapi
 Pembayaran secara kredit sulit dilaksanakan
Jual beli secara kredit yang akan dibayar dengan
barang sulit dilaksanakan, karena kesulitan
menentukan jenis barang yang akan digunakan
untuk pembayaran. Di samping itu juga akan
timbul masalah mutu atau kualitas barang yang
akan digunakan untuk pembayaran.
 Kesulitan mengangkut dan menyimpan
Transaksi perdagangan secara barter akan menimbulkan masalah sehubungan dengan penyediaan barang-barang dalam jumlah besar. Di
samping itu, menyimpan barang dalam jumlah
banyak akan menimbulkan risiko. Penyimpanan barang memerlukan tempat dan biaya yang
besar pula.

Pengertian, Sejarah, dan Kelemahan Sistem Barter 9out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.

Terimakasih telah Berkunjung dan Semoga Bermanfaat..


Tetap Update dan Dukung Saya Berbagi dengan
⇧⇧⇧ klik Tombol LIKE DI ATAS ⇧⇧⇧
☺☺☺ TERIMAKASIH ☺☺☺

BACA JUGA !!!!

No comments:

Post a Comment